Trik wajib dicoba:
- Mulailah menyeleksi foto untuk dijual.
- Kunjungi picfair.com dan ikuti intruksi untuk mengunggah foto
- Terima uangnya. Dan jika ingin menaikkan atau menurunkan harga foto anda, masuklah ke akun anda dan ubah harganya.
Trik retouch foto portrait seperti memperputih bola mata atau memperhalus kulit adalah trik yang biasa dilakukan dengan Photoshop, namun tidak jika menggunakan Lightroom. Lightroom biasa dikenal untuk pengolahan dasar saja, tidak untuk manipulasi. Padahal, kita bisa melakukan pengolahan yang lebih luas pada tonal dan warna, dan bahkan menghilangkan bintik-bintik pengganggu. Lightroom dilengkapi seperangkat tools yang dapat digunakan untuk memperhalus kulit objek foto dengan cepat.
Dalam bahasan kali ini, anda akan dipandu untuk menggunakan filter reduksi noise dan Selective Adjustment Brush untuk memperhalus kulit. Perangkat ini juga dapat digunakan untuk memutihkan bola mata, membuang noda, mempertajam area tertentu pada foto. Artinya, foto portrait anda akan semakin ciamik.
Sebelum mengatur pengolahan pada foto, sangat penting untuk memastikan warna dan tonalnya pada posisi yang pas. Buka foto portrait dalam Develop Module di bawah tab Basic, pilih White Balance Selector. Tarik ikon ke foto dan anda akan melihat preview piksel foto dari area foto yang ditunjuk. Klik pipet pada bola mata untuk mengecek tonal, lalu gunakan slider Temperature and Tint untuk mengatur preferensi warna.
Lightroom menyediakan Red Eye Removal Tool, tapi bukan tool pemutih mata. Untuk memutihkanya, pilih Radial Filter dan pulas di area mata. Kemudian, di bagian bawah Options, klik Invert Mask agar filter dapat diterapkan pada mata. Gunakan menu anchor points untuk mengubah ukuran dan merotasi seleksi yang menaungi mata. Kini, anda bisa menggunakan menu Temperature and Tint untuk mengelola warna, dan naikkan angka slider Clarity untuk memacu kontras.
Spot Removal Tool sangat praktis untuk membuang noda dan hal yang tidak diinginkan pada foto. Model ini memiliki sedikit “tanda” di telinganya saat anting-antingnya tidak dipakai. Untuk membuang tanda tersebut, pilih Spot Removal Tool dan atur ukuran kuas, lalu klik pada area yang perlu dihilangkan. Gerakkan lingkaran pointer kloning ke area yang bersih dari noda dan aturlah setting-nya. Dengan meningkatkan nilai Feature akan membantu memperhalus transisi antara dua area lingkaran tersebut.
Sebagai fotgrafer, kita kadang takjub dengan resolusi tinggi dan detail yang berhasil direkam kamera. Namun, kualitas detail bagus ini kadang malah tidak disukai oleh para model, karena detail wajah dapat terlihat dengan jelas. Untuk meredam noda atau bintik wajah sebenarnya dapat diatasi dengan cepat menggunakan Spot Removal Tool, namun pengolahan yang lebih maksimal seringkali dibutuhkan.
Untuk foto portrait ini, dilakukan beberapa tahapan untuk memperhalus kulit menggunakan Selective Adjustment Brush. Buka bagian menu Detail, set Sharpness ke angka -100 dan Noise Reduction ke angka 70, lalu pulas area kulit yang hendak dihaluskan. Nilai ini dapat ditentukan sendiri, tergantung tingkat kehalusan yang dibutuhkan oleh sang fotografer.
Jika ingin mempertajam bentuk wajah, seperti mata dan bibir, gunakan Selective Adjustment Brush, lalu ubah ukurannya. Pulas sekitar mata dan mulut. Perbesar area gambar dan lakukan pengaturan dengan menu Sharpness, dan kemudian gunakan Clarity. Lakukan dengan cermat agar tidak terlalu berlebihan.
Foto ini mendapat sedikit pencahayaan berlebih pada rambutnya. Cahaya ini bisa membantu outline dari kepala lebih jelas, namun detail pada rambut (terutama bayangannya) menjadi hilang. Pilihlah Adjustment Brush dan kurangi nilai pada slider Shadows and Blacks dan naikkan angka pada slider Highlights and Whites. Pulas pointer pada rambut untuk mengeluarkan detail. Naikkan angka slider Clarity and Sharpness untuk menambah detail dan highlight.
Sebagai tambahan dari “4 inti” mode exposure, sebagian besar kamera DSLR memiliki program yang menyesuaikan setting dengan subjeknya. Program ini sering kali disebut dengan mode Basic dan dikembangkan untuk menyesuaikan setting dengan satu tipe fotografi. Mode-mode ini digambarkan dengan simbol-simbol bukan huruf. Mode ini secara otomatis menentukan aperture dan shutter speed sesuai dengan subjek foto. Sayangnya mode exposure kamera DSLR ini membatasi akses terhadap pengaturan lain dan tidak disarankan penggunaannya.
Depth of field (DoF) adalah alat kreatif yang penting. Pada aperture yang besar, seperti f/2.8 atau f/4, ruang tajamnya sempit. Background (latar belakang) dan foreground (latar depan) gambar akan berada diluar fokus, mengurangi dampak dari elemen-elemen yang mengganggu dan membantu menekankan subjek sebagai fokus utama – ideal untuk foto action, portrait dan close up.Pada aperture yang kecil, seperti f/16 atau f/22, DoF menjadi luas. Ini akan membantu menangkap detail pada keseluruhan gambar dan cocok untuk fotografi landscape, dimana anda ingin seluruh bidang – dari foreground sampai tak terbatas – tampak fokus.
Selain dipengaruhi aperture, DoF juga dipengaruhi oleh panjang focal lensa, jarak objek dengan kamera dan titik fokus. Ini berguna untuk situasi dimana anda ingin memaksimalkan zona ketajaman tanpa mengorbankan f-number. Misalnya, lensa dengan focal yang lebih panjang akan menghasilkan DoF yang lebih sempit dibandingkan lensa dengan focal yang lebih pendek. Lensa wide angle akan menghasilkan DoF yang luas, bahkan dengan aperture yang relatif besar. Jarak antara kamera dan objek yang difoto juga mempengaruhi DoF – semakin dekat anda dengan subjek, semakin berkurang DoF yang didapatkan. Inilah alasan mengapa mendapatkan fokus yang baik bisa sangat sulit saat memotret close-up.
Poin utama dimana anda memfokuskan lensa akan mempengaruhi ruang tajam foto di hasil akhir. DoF diperpanjang kurang lebih satu pertiga dari depan fokus utama sampai dua pertiga di belakang fokus utama. Jadi, DoF bisa dimaksimalkan dengan memfokuskan jarak hyperfocal.
Untuk memastikan viewfinder selalu dalam kondisi paling terang – untuk membantuk melihat dan mengambil fokus – kamera didesain untuk secara otomatis mengatur aperture tercepat lensa. Akibatnya, apa yang anda lihat pada viewfinder bukanlah gambaran yang sebenarnya dari DoF yang akan anda dapatkan di hasil akhir. Tombol preview depth of field membuat fotografer dapat menilai bagaimana nantinya gambar tercipta menurut besaran aperture yang dipilih.
Fungsi ini bekerja dengan men-stop down lensa sampai dengan f-stop yang dipilih. Ketika anda melakukan ini, gambar pada viewfinder akan terlihat lebih gelap (semakin kecil aperture, semakin gelap previewnya), tapi anda akan dapat menilai apakah aperture yang dipilih memberikan DoF yang cukup atau tidak. Jika tidak, aturlah kembali aperture-nya. Meskipun butuh waktu lama untuk terbiasa dengan fungsi ini, namun fungsi ini dapat berguna. Mengurangi aperture secara bertingkat stop demi stop juga dapat membantu, agar perubahan DoF lebih jelas terlihat. Tidak semua kamera memiliki fasilitas ini. Jika kamera anda tidak memiliki fungsi ini, preview DoF dapat dilakukan dengan melakukan percobaan pemotretan dan kemudian melihatnya kembali lewat image playback. (untuk lebih lengkapnya akan dibahas Cara menggunakan tombol Depth of Field (DoF) preview pada kamera DSLR).