Sensitivitas ISO Pada Fotografi Digital adalah poin penting yang harus diketahui seorang fotorgrafer. Apakah sensitivitas ISO itu? Temukan dan paham cara mengukur sensitivitas kamera terhadap cahaya serta kapan dan pada saat memotret apa saja harus meningkatkan pengaturan ISO.
Continue reading
Category Archives: Fotografi Pemula
Memahami Mode Exposure Kamera DSLR
Mode Exposure Kamera DSLR – Mode exposure semi auto
Programmed Auto (P)
Shutter Priority (S atau Tv)
Aperture Priority (A atau Av)
Mode Exposure Kamera DSLR – Modus Manual (M)
Sebagai tambahan dari “4 inti” mode exposure, sebagian besar kamera DSLR memiliki program yang menyesuaikan setting dengan subjeknya. Program ini sering kali disebut dengan mode Basic dan dikembangkan untuk menyesuaikan setting dengan satu tipe fotografi. Mode-mode ini digambarkan dengan simbol-simbol bukan huruf. Mode ini secara otomatis menentukan aperture dan shutter speed sesuai dengan subjek foto. Sayangnya mode exposure kamera DSLR ini membatasi akses terhadap pengaturan lain dan tidak disarankan penggunaannya.
Memahami Mode Fokus Kamera DSLR
Mode Fokus Kamera DSLR – Autofocus
Mode Fokus Kamera DSLR – Fokus Manual
Mode Autofocus
One Shot AF
Al Servo AF
Al Focus AF
Memahami Esensi Cahaya Dalam Fotografi
Cahaya dalam fotografi adalah faktor kunci. Tanpa cahaya, tidak akan ada fotografi. Kenyataannya, fotografi memiliki arti “melukis dengan cahaya”. Cahaya memiliki kualitas, kuantitas, warna dan arah yang menampilkan bentuk, tekstur dan karakter pada suatu karya foto.
Kuantitas dan Kualitas Cahaya
Posisi sumber cahaya berperan besar pada kualitas cahaya. Misalnya, saat matahari berada di atas kepala di tengah hari (seperti foto di atas), bayangan akan hilang dan foto akan terlihat datar dan terlalu terang. Karena itu lebih baik hindari memotret di tengah (siang) hari terutama saat memotret landscape. “Jam-jam keemasan (golden hours)”, setelah matahari terbit (sunrise) dan sebelum matahari terbenam (sunset) memiliki kualitas cahaya yang paling baik. Sinar matahari tak hanya lebih lembut dan tersebar oleh sudut yang miring melalui lapisan atmosfer, tapi juga memberi gradasi warna yang terlihat hangat.
Kualitas cahaya juga mempengaruhi exposure. Kondisi cahaya yang kuat menambah tingkat kontras, yang mungkin melebihi dinamic range sensor, sehingga lebih sulit untuk menjaga detail pada foto.
Warna Cahaya
Memahami Depth of Field (DoF)
Efek Depth Of Field Dari Pengaturan Aperture
Depth of field (DoF) adalah alat kreatif yang penting. Pada aperture yang besar, seperti f/2.8 atau f/4, ruang tajamnya sempit. Background (latar belakang) dan foreground (latar depan) gambar akan berada diluar fokus, mengurangi dampak dari elemen-elemen yang mengganggu dan membantu menekankan subjek sebagai fokus utama – ideal untuk foto action, portrait dan close up.Pada aperture yang kecil, seperti f/16 atau f/22, DoF menjadi luas. Ini akan membantu menangkap detail pada keseluruhan gambar dan cocok untuk fotografi landscape, dimana anda ingin seluruh bidang – dari foreground sampai tak terbatas – tampak fokus.
Apa saja yang mempengaruhi depth of field?
Selain dipengaruhi aperture, DoF juga dipengaruhi oleh panjang focal lensa, jarak objek dengan kamera dan titik fokus. Ini berguna untuk situasi dimana anda ingin memaksimalkan zona ketajaman tanpa mengorbankan f-number. Misalnya, lensa dengan focal yang lebih panjang akan menghasilkan DoF yang lebih sempit dibandingkan lensa dengan focal yang lebih pendek. Lensa wide angle akan menghasilkan DoF yang luas, bahkan dengan aperture yang relatif besar. Jarak antara kamera dan objek yang difoto juga mempengaruhi DoF – semakin dekat anda dengan subjek, semakin berkurang DoF yang didapatkan. Inilah alasan mengapa mendapatkan fokus yang baik bisa sangat sulit saat memotret close-up.
Poin utama dimana anda memfokuskan lensa akan mempengaruhi ruang tajam foto di hasil akhir. DoF diperpanjang kurang lebih satu pertiga dari depan fokus utama sampai dua pertiga di belakang fokus utama. Jadi, DoF bisa dimaksimalkan dengan memfokuskan jarak hyperfocal.
Cara preview depth of field
Untuk memastikan viewfinder selalu dalam kondisi paling terang – untuk membantuk melihat dan mengambil fokus – kamera didesain untuk secara otomatis mengatur aperture tercepat lensa. Akibatnya, apa yang anda lihat pada viewfinder bukanlah gambaran yang sebenarnya dari DoF yang akan anda dapatkan di hasil akhir. Tombol preview depth of field membuat fotografer dapat menilai bagaimana nantinya gambar tercipta menurut besaran aperture yang dipilih.
Fungsi ini bekerja dengan men-stop down lensa sampai dengan f-stop yang dipilih. Ketika anda melakukan ini, gambar pada viewfinder akan terlihat lebih gelap (semakin kecil aperture, semakin gelap previewnya), tapi anda akan dapat menilai apakah aperture yang dipilih memberikan DoF yang cukup atau tidak. Jika tidak, aturlah kembali aperture-nya. Meskipun butuh waktu lama untuk terbiasa dengan fungsi ini, namun fungsi ini dapat berguna. Mengurangi aperture secara bertingkat stop demi stop juga dapat membantu, agar perubahan DoF lebih jelas terlihat. Tidak semua kamera memiliki fasilitas ini. Jika kamera anda tidak memiliki fungsi ini, preview DoF dapat dilakukan dengan melakukan percobaan pemotretan dan kemudian melihatnya kembali lewat image playback. (untuk lebih lengkapnya akan dibahas Cara menggunakan tombol Depth of Field (DoF) preview pada kamera DSLR).